BIBIT SIKLON TROPIS 91S DI SEKITAR WILAYAH INDONESIA

Siklon 91S adalah sistem tekanan rendah di Samudera Hindia yang memiliki kecepatan angin maksimum 25 knot (46 km per jam) dan tekanan udara minimum 1001 hPa (Hectopascal). Sistem ini bergerak ke arah tenggara dengan potensi untuk berkembang menjadi siklon kategori tropis sedang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi bibit siklon tropis 91S di sekitar wilayah Indonesia. Bibit siklon tropis ini dapat menyebabkan dampak negatif, seperti hujan besar, angin kencang, dan banjir.
Bibit siklon tersebut muncul ketika wilayah Indonesia memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau.


BMKG mengatakan, bibit siklon tropis 91S berada di Samudra Hindia di sebelah barat daya Pulau Sumatera tepatnya di sekitar 10,5 derajat lintang Selatan dan 92,0 derajat bujur timur. Bibit siklon tersebut bergerak dengan kecepatan angin maksimum 20 knots dan tekanan udara minimum 1007,8 hPa.

“Bergerak ke arah barat daya. Potensi bibit siklon 91S untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam kategori rendah,” tulis BMKG di akun Instagram resminya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 91S Saat Musim Pancaroba,
Terkait kemunculan bibit siklon tropis 91S, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, sistem tersebut saat ini
masih terpantau di Samudra Hindia bagian Tenggara di barat daya Lampung tepatnya di sekitar 11,1 derajat lintang selatan dan 90,8 derajat bujur timur.
Bibit siklon tersebut, lanjut Guswanto, saat ini bergerak dengan kecepatan angin maksimum 15 knots atau sekitar 28 kilometer/jam dan tekanan udara 1005 hPa.
“Pengamatan citra satelit Himawari-9 kanal Enhanced-IR sejak beberapa hari terakhir menunjukkan adanya aktivitas konvektif di wilayah suspect area,” kata Guswanto kepada Kompas.com,.

Baca juga :  Membuat animasi mengunakan aplikasi pecil2d gratis


“Namun demikian, belum menunjukkan peningkatan aktivitas pembentukan pola siklogenesis yang signifikan,” tambahnya.
Guswanto menjelaskan, analisis angin per lapisan menunjukkan adanya sirkulasi siklonik pada lapisan permukaan hingga menengah pada 10 m-700 mb. Pada lapisan permukaan, sirkulasi terpantau masih belum kuat dengan pola sedikit melebar ke arah timur, sementara pada lapisan 700 mb sirkulasinya tampak lebih cenderung melebar ke arah barat. “Berdasarkan data ASCAT kecepatan angin 15-20 knots terpantau di bagian selatan sistem,” ujar Guswanto. Guswanto menyampaikan, ada beberapa kondisi lingkungan di sekitar bibit siklon tropis 91S yang mendukung pertumbuhan sistem ini. Faktor tersebut adalah gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) dan equatorial rossby secara spasial aktif di sekitar sistem, peningkatan Monsun yang ikut menyuplai massa udara ke dalam sistem, suhu muka laut yang hangat 28-30 derajat Celcius, vortisitas sedang pada lapisan bawah hingga menengah pada 850-500 hPa.


Meski begitu, ada beberapa kondisi yang tidak mendukung pertumbuhan bibit siklon tropis 91S, yakni vertical wind shear dalam kategori rendah pada 20-25 knots dan divergensi lapisan atas dan konvergensi lapisan bawah dalam kategori rendah.


“Data model NWP skala global menunjukkan bahwa bibit siklon tropis 91S, yakni vertical wind shear dalam kategori rendah 91S dalam 24-48 jam ke depan bergerak perlahan ke arah timur dengan potensi menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan pada kategori rendah,” jelas Guswanto. Ia menambahkan, bibit siklon tropis 91S memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan terhitung sejak Rabu (6/3/2024).

Disadur dari Kompas , Tribunnews , dan media Press Online lainya untuk kepetingan Informasi semata12



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

New Report

Close

Lewat ke baris perkakas