Penyebab Mythomania
Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab seseorang mengalami mythomania. Namun, para ahli menduga bahwa kondisi ini bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Kondisi ini juga bisa terjadi ketika seseorang memiliki trauma di masa lalu, seperti pelecehan seksual, fisik, atau emosional, konsisten menyaksikan orang tuanya berbohong (role model learning), serta memiliki harga diri yang rendah. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk coping mechanism untuk menyelesaikan masalah yang dialaminya. Di sisi lain, beberapa gangguan kesehatan mental yang kerap dikaitkan dengan mythomania adalah sebagai berikut:
Gangguan kepribadian antisosial. Kondisi ini membuat seseorang cenderung berbohong untuk memperoleh simpati dari orang lain atau mengelak dari tuduhan.
Borderline personality disorder (BPD). Penderita BPD cenderung berbohong untuk menghindari pengabaian atau penolakan dari orang lain.
Narcissistic personality disorder (NPD). Orang dengan NPD biasanya berbohong untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain, menghindari masalah, atau membela diri saat melakukan kesalahan.
Gangguan bipolar, seperti berperilaku impulsif (mobilitas berlebihan, pengeluaran tidak terkendali, perilaku yang berisiko mengancam jiwa sendiri maupun orang lain, dan lain sebagainya) yang meningkat selama periode mania.
Psikosis dan skizofrenia. Dalam psikosis dan skizofrenia, realitas dan fiksi bercampur menjadi satu. Dalam hal ini, penderita dapat mempercayai apa yang mereka katakan tanpa syarat dan menggambarkan suatu mitos dengan cara yang sama.