Ciri-Ciri Mythomania
Orang dengan mythomania secara umum memiliki kebiasaan berbohong yang sulit untuk dikendalikan. Bahkan, sebagian penderita kondisi ini cenderung mulai memercayai kebohongan yang diucapkannya. Hal tersebut dapat menyebabkan mereka tidak bisa membedakan antara kejadian fiktif dan nyata.
Di samping itu, beberapa tanda dan gejala mythomania yang bisa dikenali, di antaranya sebagai berikut:
Sering berbicara mengenai pengalaman atau pencapaian yang membuat dirinya terlihat hebat.
Bersikap seolah-olah menjadi korban pada berbagai cerita untuk memperoleh simpati.
Sering menceritakan hal-hal yang cenderung dramatis, rumit, dan sangat mendetail.
Cenderung membuat cerita yang bersifat stabil dan permanen.
Kebiasaan berbohongnya tidak dilakukan untuk memperoleh keuntungan material.
Kebohongannya berusaha menampilkan sudut pandang positif. Misalnya, orang dengan mythomania akan bercerita bahwa mereka telah mendapatkan gelar master daripada mengklaim bahwa dirinya tidak sekolah.
Terus berbohong, bahkan saat dihadapkan dengan kebenaran.
Sering menghindari pertanyaan atau cenderung menanggapi pertanyaan dengan cepat, namun tidak jelas dan tak menjawab.
Saat berbohong, penderita mythomania biasanya akan bersikap defensif dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan.
Tidak merasa bersalah, menyesal, dan tegang setelah berbohong.
Tidak menunjukkan reaksi fisik apa pun, seperti wajah memerah dan berkeringat saat berbohong.
Cara Mengatasi Mythomania
Mythomania dapat ditangani oleh psikiater melalui psikoterapi serta penggunaan obat-obatan tertentu. Namun, sebelum itu, dokter akan mengevaluasi
kesehatan mental pasien terlebih dahulu dengan melakukan wawancara medis (anamnesis) dan melalui kuesioner untuk mengidentifikasi apakah pasien mengalami gangguan mental yang mendasari mythomania.
Perawatan psikoterapi mungkin akan sulit dilakukan untuk menangani mythomania. Pasalnya, penderita kondisi ini bisa saja akan berbohong selama menjalani terapi.
Maka dari itu, pasien perlu menyadari kondisinya dan memiliki keinginan untuk menghentikan kebiasaan berbohong agar psikoterapi bisa berjalan dengan efektif.