Penyalahgunaan tanaman kecubung di Kota Banjarmasin menimbulkan korban jiwa

Penyalahgunaan tanaman kecubung di Kota Banjarmasin telah menimbulkan dampak yang sangat serius. Data terbaru menunjukkan bahwa dua
nyawa melayang dan puluhan orang mengalami gangguan kejiwaan akibat konsumsi tanaman tersebut. Budi Harmanto, Kasi Humas RSJ
Sambang Lihum, melaporkan bahwa hingga Kamis (11/7/2024) terdapat 44 pasien yang dirawat di rumah sakit akibat kasus ini.

Peristiwa ini bukan hanya sekadar masalah kesehatan individu, melainkan juga mencerminkan adanya permasalahan sosial yang lebih luas. Faktor-faktor seperti kurangnya akses terhadap informasi yang akurat, tekanan sosial, dan rasa ingin tahu yang tinggi di kalangan remaja, seringkali menjadi pemicu penyalahgunaan zat-zat berbahaya.Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif melibatkan berbagai pihak. Selain intensifikasi sosialisasi mengenai bahaya kecubung, perlu pula dilakukan upaya preventif melalui
pendidikan kesehatan di sekolah-sekolah, serta penyediaan layanan konseling dan rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan.

Baca juga :  REALISASI NPWP DIUNDUR MENJADI 1 JULI 2024

3 thoughts on “Penyalahgunaan tanaman kecubung di Kota Banjarmasin menimbulkan korban jiwa

  1. Namanya udah serem serem Gan eh masih di konsumsay nekad kali..nih nama namanya thornapple, moon flower, hell’s bells, devil’s trumpet, devil’s weed, tolguacha, Jamestown weed, stinkweed, locoweed, pricklyburr, false castor oil plant, and devil’s cucumber.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

New Report

Close

Lewat ke baris perkakas