“Kimchi yang lezat berawal dari bahan-bahan yang baik,” ujar Lee Hayeon, 65 tahun, salah satu dari lima “Master Besar Makanan Korea” yang ditunjuk oleh departemen pertanian Korea Selatan. Gelar bergengsi ini diberikan kepada para ahli di berbagai kategori kuliner, termasuk minuman keras, teh, dan jang (saus fermentasi).
Dikutip dari,The Times yang berkesempatan mewawancarai kelima pakar kimchi ini untuk memahami apa yang dapat dipelajari para pecinta hidangan tradisional Korea ini dari perjalanan panjang mereka dalam membuat kimchi.
Terlepas dari keahlian mereka, para ahli ini mengungkapkan kekhawatiran yang sama, perubahan cara pembuatan dan konsumsi kimchi. Masing-masing dengan detail yang memukau, mereka menjelaskan manfaat kesehatan dari kimchi tradisional. Namun, mereka juga prihatin dengan maraknya kimchi yang diproduksi massal dan diekspor.
Kekhawatiran Para Ahli Kimchi
Menurut para pakar, kimchi yang diproduksi massal ini sering kali menggunakan bahan-bahan berkualitas rendah dan proses fermentasi yang terburu-buru. Hal ini menghasilkan kimchi yang kurang kaya rasa, tekstur, dan manfaat kesehatannya.
Lebih mengkhawatirkan lagi, popularitas kimchi instan yang dikemas dalam plastik dan siap saji dikhawatirkan dapat menggeser kebiasaan mengonsumsi kimchi tradisional yang dibuat di rumah. Tradisi turun-temurun dalam membuat kimchi, dengan pengetahuan dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya, dikhawatirkan akan punah.
Menjaga Tradisi Kimchi
Para ahli kimchi ini menyerukan kepada para pecinta kuliner untuk kembali menghargai nilai kimchi tradisional. Mereka mengajak masyarakat untuk belajar membuat kimchi sendiri di rumah, menggunakan bahan-bahan segar dan berkualitas, serta mengikuti proses fermentasi alami.Dengan demikian, tradisi kimchi yang kaya akan rasa, budaya, dan manfaat kesehatan dapat terus dilestarikan untuk generasi mendatang.
Kimchi tradisional Korea terancam punah karena maraknya kimchi instan yang diproduksi massal.Para pakar kimchi menyerukan kepada masyarakat untuk kembali menghargai tradisi dengan membuat kimchi sendiri di rumah.Kimchi tradisional menawarkan banyak manfaat kesehatan dan merupakan bagian penting dari budaya Korea.
Disclaimer: Artikel ini disusun berdasarkan informasi yang tersedia di
publik dan bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai situasi terkini.
Untuk informasi yang lebih lengkap dan akurat, disarankan untuk merujuk pada
sumber-sumber resmi.
(IkaPressMediaOnline)
- Krisis Ekonomi Indonesia: Paradoks Meningkatnya Pinjaman OnlineMeskipun sedang berada di tengah krisis ekonomi, Indonesia telah menyaksikan lonjakan pinjaman online, khususnya yang menggunakan metode “Beli Sekarang Bayar Nanti” (BNPL) atau Bayar Nanti
- Mengungkap Terduga Jurnalis Mafia,Prof. Juhriyansyah DalleSeorang profesor, yang diidentifikasi sebagai Prof. Juhriyansyah Dalle, telah dituduh sebagai “jurnalis mafia” yang telah memanipulasi sistem akademik
- Suku Kajang, Lebih Dekat dengan Kehidupan Harmonis dengan AlamDi tengah-tengah kekhawatiran akan kerusakan lingkungan dan hilangnya keanekaragaman hayati, ada satu suku di Sulawesi Selatan yang telah memegang teguh prinsip keharmonisan manusia dengan alam selama ratusan tahun
- Kementerian Pendidikan Naikkan Penghasilan Dosen dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 44 Tahun 2024Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 44 Tahun 2024 tentang Profesi, Karier, dan Penghasilan Dosen.
- Dukungan IKASI (Ikatan Alumni Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani) Kepada Prodi Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani dalam Kompetisi Jembatan NasionalIKASI (Ikatan Alumni Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani) memberikan dukungannya kepada Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani dalam upaya mereka untuk berpartisipasi dalam Kompetisi Jembatan Nasional (KJI)
- IKA Unjani menyalurkan Bantuan Bencana Alam Gempa di Kabupaten Bandung, bekerja sama dengan Paguyuban Pasar Induk Cikopo Purwakarta dan PERI Unjani (Persatuan Istri-Istri Unjani)Bandung, tim dari Bidang Penanggulangan Bencana IKA Unjani bekerja sama dengan Paguyuban Pasar Induk Cikopo Purwakarta dan PERI Unjani memberikan bantuan gempa
- Shuttle Bus Berbahan Bakar Sampah Inovasi Ramah Lingkungan di Kota JogjaSi Thole, sebuah shuttle bus yang dikelola oleh Forum Komunitas Kawasan Alun-Alun Utara (FKKAU) dan terjadi dengan Pemkot Jogja, kini tengah menjalani masa uji coba
- Tujuh Dosen UGM Masuk 2% Ilmuwan Terbaik Dunia 2024Universitas Stanford dan Elsevier merilis daftar 2% Ilmuwan Terbaik Dunia 2024, yang menampilkan tujuh dosen dari Universitas Gadjah Mada (UGM)
- Update Permendikbud Ristek Nomor 44 Tahun 2024 Peningkatan Profesi, Karir, dan Pendapatan DosenMenteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, telah menandatangani Permendikbud Ristek Nomor 44 Tahun 2024
- Merevolusi Pengelolaan Sampah dengan Solusi Berbasis AImemanfaatkan AI dan machine learning untuk mengoptimalkan pemilahan sampah
- Gili Pasir Lombok Timur lukisan alam yang sempurnaTersembunyi di pesisir tenggara Lombok, Nusa Tenggara Barat, terdapat sebuah pulau mistis yang mulai populer sejak ajang MotoGP 2021 di Mandalika. Gili Pasir, pulau sementara yang hanya muncul saat air surut
- Gempa Berkekuatan 4,5 Magnitudo Mengguncang Wilayah SukabumiRabu, 2 Oktober 2024, pukul 08.09 WIB, wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diguncang oleh gempa berkekuatan 4,5 magnitudo