Dikutip dari TechInAsian, Ketika membahas digitalisasi bisnis kecil di Asia Tenggara, banyak startup berusaha menghadapi tantangan ini. Namun, hal ini juga menjadi kesempatan besar bagi perusahaan teknologi di wilayah ini. Asia Tenggara memiliki lebih dari 71 juta UMKM, yang merupakan 97% dari bisnis di wilayah ini. Banyak dari bisnis ini mengalami kesulitan dalam mengadopsi digitalisasi. Sebagai contoh, di Indonesia, terdapat 65 juta usaha kecil yang belum sepenuhnya memanfaatkan potensi mereka dan terlibat dalam ekonomi digital. Dalam konteks ini, perusahaan teknologi dapat memainkan peran penting dengan menyediakan solusi yang dapat diakses dan terjangkau. Pelatihan, platform e-commerce, dan alat pembayaran digital adalah beberapa contoh inisiatif yang dapat membantu UMKM bertransformasi dan meningkatkan efisiensi operasional mereka.
Selain itu, pemerintah di berbagai negara Asia Tenggara juga semakin menyadari pentingnya digitalisasi bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Mereka mulai mengimplementasikan kebijakan dan program yang mendukung transformasi digital, seperti penyediaan internet berkecepatan tinggi di daerah pedesaan, serta insentif pajak bagi perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta menjadi kunci dalam mempercepat proses digitalisasi ini. Melalui kemitraan strategis dan berbagi pengetahuan, UMKM dapat memperoleh akses ke teknologi yang sebelumnya hanya tersedia bagi bisnis besar. Dengan demikian, mereka dapat berkompetisi di pasar global dan membuka peluang baru untuk pertumbuhan.Di samping itu, penting juga untuk memperhatikan aspek keamanan siber. Dengan meningkatnya penggunaan teknologi digital, UMKM juga harus diajarkan tentang pentingnya melindungi data bisnis dan konsumen mereka dari ancaman siber. Edukasi mengenai praktik keamanan siber yang baik dan penggunaan alat perlindungan data menjadi hal yang esensial dalam era digital ini.Pada akhirnya, digitalisasi bukan hanya sekedar adopsi teknologi, tetapi juga perubahan dalam cara berpikir dan beroperasi. UMKM yang mampu beradaptasi dengan perubahan ini akan memiliki peluang lebih besar untuk berkembang dan berkontribusi secara signifikan pada perekonomian Asia Tenggara. Sebagai bagian dari ekosistem bisnis yang dinamis, mereka dapat menjadi motor penggerak inovasi dan kemajuan di wilayah ini.
“Startup baru memiliki peluang besar untuk masuk ke pasar Asia Tenggara karena banyak orang masih menjalankan aktivitas mereka secara tradisional,” ujar Lelita Ferdiana, pemimpin tim kesuksesan pelanggan di Odoo, sebuah platform yang menyediakan beragam alat manajemen bisnis. Namun, keberhasilannya terbatas, terutama di wilayah pedesaan.Menurut Ferdiana, mayoritas UMKM menyadari manfaat digitalisasi bagi mereka. Namun, ada beberapa hal yang menyulitkan mereka, seperti yang diamati dalam kerjanya dengan pelanggan Odoo di seluruh Asia. Berikut adalah beberapa hambatan yang diidentifikasi:
- Terdapat kesalahpahaman seputar biaya dan pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan alat digital ini. Beberapa UMKM merasa bahwa solusi perencanaan sumber daya perusahaan rumit dan mahal, sehingga mereka enggan meliriknya.
- Banyak karyawan di bisnis kecil mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan platform dan solusi baru, dan cenderung kembali ke sistem tradisional seperti Microsoft Excel atau bahkan menggunakan pena dan kertas selama bertahun-tahun. Mengubah kebiasaan tersebut memang sulit.
Adaptasi menjadi tantangan, seperti saat beralih dari ponsel Apple ke ponsel Android yang memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan perbedaannya.
“Karena itu, penting bagi kami untuk memberikan pendampingan yang tepat selama proses transisi ini,” lanjutnya. “Kami berusaha untuk tidak hanya mengedukasi mereka tentang keunggulan Odoo, tetapi juga memberikan dukungan emosional dan teknis yang mereka butuhkan. Dengan cara ini, mereka dapat merasa lebih percaya diri dalam mengambil langkah baru.”
Ferdiana juga menekankan pentingnya komunikasi yang efektif selama proses perubahan. “Kami selalu mendengarkan umpan balik dari pelanggan dan berusaha memahami kekhawatiran mereka. Dengan begitu, kami bisa memberikan solusi yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.”
Pada akhirnya, perubahan adalah bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan. “Ketika kita mampu mengatasi ketakutan dan keengganan untuk berubah, kita membuka pintu bagi peluang baru dan inovasi yang dapat membawa bisnis kita ke tingkat yang lebih tinggi,” Ferdiana menyimpulkan dengan penuh keyakinan.