Dilansir dari MSN,Tina Rahimi, petinju Muslim Australia berusia 28 tahun, kembali mengecam Prancis atas keputusan negara tersebut untuk melarang atletnya mengenakan jilbab selama Olimpiade Paris. Rahimi, yang merupakan salah satu dari 12 petarung Australia yang lolos ke Paris, mengenakan jilbab penuh selama pertarungannya dan memenangkan perunggu di divisi kelas bulu di Commonwealth Games tahun lalu.
Prancis mengumumkan larangan jilbab pada bulan April, dengan Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera mengatakan bahwa keputusan itu dibuat untuk menegakkan prinsip sekularisme. Namun, keputusan ini telah mendapat kritik yang signifikan, baik di Prancis maupun dari kelompok-kelompok hak asasi internasional.
Rahimi, yang berasal dari Bankstown di Sydney barat, telah menambahkan suaranya pada protes menjelang Olimpiade. “Wanita memiliki hak untuk memilih bagaimana mereka ingin berpakaian,” tulisnya di Instagram. “Dengan atau tanpa jilbab. Saya memilih untuk mengenakan jilbab sebagai bagian dari agama saya dan saya bangga melakukannya.”