Melemahnya daya beli Masyarakat

Pandemi Covid-19 bukan hanya sekadar krisis kesehatan global, tetapi juga telah menghantam keras perekonomian Indonesia. Salah satu dampak paling nyata yang dirasakan hampir seluruh lapisan masyarakat adalah melemahnya daya beli. Pemerintah pun secara terbuka mengakui bahwa pendapatan masyarakat yang menyusut akibat pembatasan aktivitas dan PHK massal menjadi penyebab utama kondisi ini.Lemahnya daya beli ini kemudian memicu efek domino pada berbagai sektor ekonomi. Bisnis ritel merana, penjualan otomotif anjlok, dan pariwisata yang menjadi tulang punggung perekonomian beberapa daerah lumpuh total. UMKM, yang menjadi pilar perekonomian Indonesia, juga tak luput dari hantaman krisis

Berikut adalah beberapa data yang menunjukkan lemahnya daya beli masyarakat Indonesia setelah badai COVID-19:

  • Penurunan pendapatan masyarakat: 10,3% (sumber: BPS )
  • Penurunan konsumsi rumah tangga: 5,5% (sumber: BPS)
  • Penurunan PDB: 2,1% (sumber: BPS)
  • Penurunan investasi: 4,3% (sumber: BKPM )

Penurunan pendapatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk perubahan rantai pasok dunia dan penurunan investasi. Komponen produk domestik bruto (PDB) yang mengalami penurunan bahkan kontraksi disebabkan oleh adanya pandemi COVID-19 yang masuk ke Indonesia.

Dampak pertama yang sangat terasa dan mudah sekali dilihat adalah melemahnya konsumsi rumah tangga atau melemahnya daya beli masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari penurunan pendapatan masyarakat, yang kemudian berdampak pada penurunan konsumsi.

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa lemahnya daya beli masyarakat Indonesia setelah badai COVID-19 merupakan dampak yang sangat signifikan. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan meningkatkan konsumsi rumah tangga.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

New Report

Close

Lewat ke baris perkakas