Pendanaan Baru Dorong Claude Tumbuh Lebih Pesat

Dilansir dari dailysocial.id, Startup Direct-to-Consumer (D2C) pengembang merek fesyen perempuan Claude kembali mendapatkan pendanaan dari CyberAgent Capital dan kantor keluarga Prima Fund I. Putaran pendanaan ini menjadikan total dana tahap awal yang dibukukan menjadi $1,4 juta atau setara dengan Rp23 miliar.

Image property by pacificplace

Menurut data yang diunggah ke regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe, pendanaan ini akan digunakan untuk meningkatkan penawaran produk saat ini dan memperkuat pasar yang telah ditembusnya di luar pasar Indonesia, seperti Asia Tenggara, Eropa hingga Amerika Serikat.

Claude Didirikan sejak 2018 oleh Christie Johana dan Tommy Budihardjo. Tidak hanya di kanal online, Claude juga memiliki gerai di Jakarta. Salah satu proposisi nilai yang coba ditawarkan, Claude merilis item baru setiap hari Senin – menggunakan sistem batch mikro untuk setiap desain baru. Kemudian, memproduksi lebih banyak setelah permintaan terbukti melonjak.

Langkah tersebut mampu meminimalkan pemborosan sekaligus meningkatkan kecepatan dalam menawarkan desain baru. Dikombinasikan dengan analisis sistem real-time yang dibangun sendiri, Claude ingin memahami perilaku dan selera pelanggan secara real-time dan karenanya dapat beradaptasi secara instan.Di tengah persaingan bisnis Direct-to-Consumer (D2C) yang semakin ketat, beberapa startup lokal memilih strategi unik untuk memenangkan pasar. Mereka tidak fokus pada produk spesifik, melainkan memilih menjadi platform “brand aggregator” yang mengakuisisi merek untuk diakselerasi melalui penambahan proposisi nilai, investasi, dan digitalisasi.

Hypefast, Tjufoo, dan Open Labs adalah beberapa contoh startup lokal yang bermain di ranah tersebut. Mereka berusaha mengidentifikasi merek yang memiliki potensi besar, namun belum memiliki sumber daya yang cukup untuk berkembang. Dengan mengakuisisi merek tersebut, mereka dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan kesadaran merek.

Selain itu, beberapa investor lokal juga memperdalam hipotesis investasinya ke startup D2C. Creative Gorilla Capital, misalnya, telah mengumumkan dana kelolaan hingga Rp300 miliar untuk fokus pada investasi startup D2C. Langkah ini menunjukkan bahwa investor lokal mulai melihat potensi besar di sektor D2C dan siap untuk mendukung startup yang bermain di ranah tersebut.Dengan strategi “brand aggregator” dan dukungan investor, startup D2C lokal diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kompetitif dan memenangkan pasar yang semakin ketat.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

New Report

Close

Lewat ke baris perkakas