Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan ke-79, nelayan di Laut Natuna Utara mengalami kenyataan pahit

Sementara Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan ke-79, nelayan di Laut Natuna Utara (LNU) mengalami kenyataan pahit. Kapal ikan asing (KIA) Vietnam terlihat mencuri ikan di perairan tersebut, membuat nelayan tradisional merasa tidak memiliki kebebasan untuk mencari nafkah.

Image Property by mongabay.co.id

Dedi, salah seorang nelayan, merekam video pendek yang menunjukkan tiga kapal Vietnam mencuri ikan di LNU. Ia juga menunjukkan titik koordinat lokasi kejadian dan waktu kejadian pada pukul 11.24 WIB tanggal 13 Agustus 2024. “Kapal ikan asing Vietnam ini hanya berjarak 80 mil dari Pulau Natuna,” kata Dedi.

Dedi melihat keberadaan kapal patroli perikanan KKP, kapal TNI Angkatan Laut, dan patroli Badan Keamanan Laut (Bakamla). “Mana kapal pengawasan perikanan, Angkatan Laut, Bakamla? Tolonglah jaga laut Natuna ini. Kalau macam ini, bagaimana kami ingin mencari makan?” katanya.

Menurut Dedi, laut Natuna Utara sudah dikuasai oleh nelayan asing, baik Cina maupun Vietnam. “Laut Natuna dikuasai asing, kapal Cina dan Vietnam, nelayan mau cari ikan dimana lagi, kalau macam ini hancur Laut Natuna,” ujarnya.

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (PSDKP KKP) Pung Nugroho Saksono mengatakan sudah menerima laporan nelayan Natuna tersebut. Ia akan segera mengoordinasikan laporan nelayan dengan melakukan pemantauan sebaran kapal di Laut Natuna melalui pusat pengontrol Ditjen PSDKP KKP.

Kepala Zona Bakamla Barat di Batam Laksamana Pertama (Laksma) Bambang Trijanto mengungkapkan hal yang sama. Pihaknya langsung berkoordinasi dengan TNI-AL melaksanakan patroli sektor Natuna.

Image Property by mongabay.co.id

Peneliti Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) Imam Prakoso membenarkan, terjadinya kegiatan illegal fishing yang dilakukan ikan asing di Laut Natuna Utara. Tidak hanya kapal Vietnam tetapi juga kapal Cina.

Manajer Kampanye Pesisir Laut Walhi Parid Ridwanudin menilai kondisi yang dihadapi nelayan Natuna adalah bentuk kemerdekaan yang ilusi. Artinya, sebagaimana tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ilusi adalah sesuatu yang ada dalam angan-angan atau khayalan.

“Kemerdekaan yang sesungguhnya, dalam makna sosial, ekonomi, politik, budaya, dan ekologi, tidak ada dalam kehidupan kehidupan mereka sampai dengan hari ini,” tutupnya.

Sumber :

mongabay.co.id



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

New Report

Close

Lewat ke baris perkakas