Warga Australia mendapatkan ‘Hak untuk mematikan Hand Phone’ setelah jam kerja

Australia telah menjadi salah satu negara pertama di dunia yang mengesahkan undang-undang “hak untuk memutuskan sambungan”, yang memberikan keringanan bagi karyawan untuk tidak menjawab panggilan telepon atau membaca pesan dari atasan setelah jam kerja. Undang-undang ini bertujuan untuk mengurangi beban kerja dan meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja bagi karyawan.

Mengurangi Beban Kerja

Menurut survei, warga Australia bekerja rata-rata 281 jam lembur tanpa dibayar setiap tahunnya. Angka ini menunjukkan bahwa banyak karyawan yang merasa terpaksa bekerja lebih lama dari jam kerja yang seharusnya, sehingga mengurangi waktu untuk beristirahat dan mengurus kehidupan pribadi mereka. Undang-undang ini diharapkan dapat mengurangi beban kerja dan memberikan waktu karyawan untuk beristirahat dan mengurus kehidupan pribadi mereka.

Undang-undang ini tidak melarang pengusaha menghubungi pekerjanya setelah jam kerja, tetapi memberikan hak kepada karyawan untuk tidak menjawab kecuali penolakan mereka dianggap tidak masuk akal. Jika terjadi perkawinan, Komisi Pekerjaan Adil Australia (FWC) dapat turun tangan dan memerintahkan pemberi informasi kerja untuk berhenti menghubungi karyawan setelah jam kerja.

Jika terjadi perkawinan antara karyawan dan pengusaha, maka Komisi Pekerjaan Adil Australia (FWC) akan turun tangan untuk menyelesaikan masalah. FWC akan memeriksa apakah penolakan karyawan untuk menanggapi panggilan atau pesan dari atasan setelah jam kerja masuk akal atau tidak. Jika FWC memutuskan bahwa penolakan karyawan adalah masuk akal, maka pemberi kerja tidak boleh menghubungi karyawan setelah jam kerja. Namun, jika FWC memutuskan bahwa penolakan karyawan tidak masuk akal, maka karyawan harus membalas panggilan atau pesan dari atasan.

Sanksi bagi Pengusaha

Jika pengusaha tidak mematuhi perintah FWC, maka mereka dapat dikenakan sanksi hingga A$94.000. Sanksi ini bertujuan untuk memastikan bahwa pengusaha mematuhi undang-undang dan tidak mengganggu karyawan setelah jam kerja.

Reaksi dari Karyawan dan Pengusaha

Organisasi yang mewakili pekerja menyambut baik langkah ini, karena diharapkan dapat memberdayakan pekerja untuk menolak kontak kerja di luar jam kerja yang tidak masuk akal dan memungkinkan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik. Seorang pakar tempat kerja juga mengatakan bahwa peraturan baru ini akan membantu pengusaha, karena staf yang memiliki waktu istirahat yang lebih baik dan keseimbangan kehidupan-pekerjaan yang lebih baik akan memiliki staf yang kecil kemungkinannya untuk memiliki hari sakit, dan kecil kemungkinannya untuk meninggalkan organisasi.

Contoh dari Negara Lain

Lebih dari 20 negara, terutama di Eropa dan Amerika Latin, telah memiliki aturan serupa. Contohnya, Prancis telah memiliki undang-undang “hak untuk memutuskan sambungan” sejak tahun 2017, yang memperbolehkan karyawan untuk tidak menjawab panggilan telepon atau membaca pesan dari atasan setelah jam kerja.

Sejak undang-undang ini diberlakukan, banyak karyawan yang merasa lega dan dapat lebih fokus pada kehidupan pribadi mereka. Namun, masih ada beberapa karyawan yang merasa bahwa undang-undang ini tidak akan membuat banyak perbedaan bagi mereka, karena mereka masih diharapkan untuk memberikan hasil 24 jam sehari.

Sumber

Bahasa Indonesia
Reuters
Universitas Teknologi Swinburne
Komisi Pekerjaan Adil
Dewan Serikat Buruh



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

New Report

Close

Lewat ke baris perkakas