Esensi Pendidikan

Indonesia, dalam dua dekade mendatang, bagaikan sebuah perahu layar yang terbawa arus ombak besar bonus demografi. Angin perubahan yang kencang mendorong perahu ini untuk melaju cepat. Jika dimanfaatkan dengan baik, ombak ini akan membawa Indonesia ke pelabuhan kemakmuran. Namun, jika tidak diantisipasi, ombak yang sama dapat menenggelamkan perahu ini. Gelombang bonus demografi adalah kekuatan alam yang dahsyat, ibarat pisau bermata dua. Ia dapat menjadi alat untuk mengukir masa depan yang cerah, atau menjadi jurang yang dalam jika tidak dikelola dengan bijaksana.

Jika ibarat pisau bedah yang sangat tajam lalu digunakan oleh ahli bedah yang terampil, dengan bekal pendidikan berkualitas, pelatihan vokasi, kesehatan yang baik, infrastruktur yang memadai, serta semangat inovasi, ia dapat menyelamatkan nyawa bangsa melalui pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun, jika digunakan oleh orang yang tidak terlatih, dengan minimnya persiapan dan strategi yang tepat, ia bisa menjadi alat pembunuh yang melahirkan pengangguran, kemiskinan, dan ketidakstabilan sosial. Diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, serta pemanfaatan teknologi dan informasi yang optimal, agar bonus demografi dapat menjadi katalisator bagi kemajuan Indonesia

Pendidikan di Indonesia bagaikan benih harapan yang ditanam di tanah subur. Cita-cita ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’ adalah pupuk yang menyiraminya agar tumbuh menjadi pohon rindang yang menaungi seluruh rakyat. Sama seperti seorang petani yang merawat tanamannya dengan penuh kasih sayang, pemerintah pun berupaya meningkatkan kualitas pendidikan agar menghasilkan generasi penerus yang cerdas dan berkarakter. Kata-kata bijak Tan Malaka seakan menjadi embun pagi yang menyegarkan, mengingatkan kita bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan manusia dari belenggu kebodohan dan ketidakberdayaan, serta menjadikannya insan yang berguna bagi masyarakat.

Ibrahim Datuk Tan Malaka menyoroti esensi tujuan Pendidikan yang mempertajam kecerdasan. Baginya, Pendidikan adalah cahaya yang memperkaya intelek, memperkukuhkan semangat, dan mengasah emosi. Sebagai penuntun ilmu, tugas kita di ruang belajar adalah menyulam intelek siswa, memantapkan semangat belajar mereka, serta merajut nilai-nilai kesantunan dan kebaikan di antara insan.

Bagi Tan, pendidik dipercayakan membimbing budi, memupuk semangat belajar, dan mengukir moral peserta didik. Siswa dianggap sebagai ciptaan yang tumbuh dengan kodratnya. Tugas pendidik adalah membina serta menggali potensi batin anak sesuai dengan kodratnya, tanpa mengekang dalam mencapai impian luhur siswa.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

New Report

Close

Lewat ke baris perkakas