Dilansir dari greennetwork.id,Pernahkah Anda berpikir tentang dampak lingkungan dari pemakaman? Di balik tradisi pemakaman konvensional yang sakral, ternyata tersimpan dampak negatif bagi lingkungan. Penggunaan bahan kimia berbahaya seperti formaldehida dalam proses pengawetan jenazah dan peti mati logam yang sulit terurai menjadi ancaman serius bagi tanah dan air. Padahal, pemakaman adalah proses yang erat kaitannya dengan alam.
Meski masih sedikit, pemakaman ramah lingkungan mulai populer di berbagai lokasi di dunia. Dalam praktiknya, pemakaman ramah lingkungan dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, di antaranya:
- Pemakaman Natural (Natural Burials), yang mendorong keluarga menggunakan kain kafan serta perawatan jenazah yang minim bahan kimia.
- Pemakaman Konservasi (Conservation Burial), yang mendorong keluarga untuk menguburkan jenazah pada suatu lahan khusus yang umumnya berupa hutan konservasi, di mana jenazah akan dimakamkan secara sederhana dan keluarga atau pengunjung dapat menanam pohon sebagai tanda kuburan seseorang.
- Pengomposan Jenazah (Human Composting), yang cara kerjanya mirip dengan proses pengomposan pada umumnya, namun menggunakan teknologi dan etika perawatan khusus. Metode ini, selain ramah lingkungan, juga menghemat lahan untuk pemakaman karena tidak dibutuhkan lahan yang luas.
- Aquamation (Water Cremation), yaitu kremasi jenazah menggunakan 95% air dan 5% sodium hidroksida. Hasil dari kremasi air ini adalah bubuk yang berasal dari tulang jenazah, sama seperti yang dihasilkan dalam proses kremasi konvensional. Perbedaannya, kremasi air tidak menghasilkan emisi karbon dan membutuhkan energi lebih sedikit. Sama seperti pengomposan jenazah, kremasi air juga tidak membutuhkan lahan untuk pemakaman.
Di tengah krisis iklim yang memaksa kita untuk bertindak lebih dalam menjaga kelestarian lingkungan, konsep pemakaman ramah lingkungan ini mungkin dapat utamakan. Konsep ini juga perlu didukung dengan konsep berkabung yang sederhana, tidak bermewah-mewah, serta minim limbah, dan berfokus pada upacara mengingat dan mengenang mendiang.
Disclaimer: Artikel ini disusun berdasarkan informasi yang tersedia di
publik dan bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai situasi terkini.
Untuk informasi yang lebih lengkap dan akurat, disarankan untuk merujuk pada
sumber-sumber resmi.
(IkaPressMediaOnline)
- Krisis Ekonomi Indonesia: Paradoks Meningkatnya Pinjaman OnlineMeskipun sedang berada di tengah krisis ekonomi, Indonesia telah menyaksikan lonjakan pinjaman online, khususnya yang menggunakan metode “Beli Sekarang Bayar Nanti” (BNPL) atau Bayar Nanti
- Mengungkap Terduga Jurnalis Mafia,Prof. Juhriyansyah DalleSeorang profesor, yang diidentifikasi sebagai Prof. Juhriyansyah Dalle, telah dituduh sebagai “jurnalis mafia” yang telah memanipulasi sistem akademik
- Suku Kajang, Lebih Dekat dengan Kehidupan Harmonis dengan AlamDi tengah-tengah kekhawatiran akan kerusakan lingkungan dan hilangnya keanekaragaman hayati, ada satu suku di Sulawesi Selatan yang telah memegang teguh prinsip keharmonisan manusia dengan alam selama ratusan tahun
- Kementerian Pendidikan Naikkan Penghasilan Dosen dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 44 Tahun 2024Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 44 Tahun 2024 tentang Profesi, Karier, dan Penghasilan Dosen.
- Dukungan IKASI (Ikatan Alumni Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani) Kepada Prodi Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani dalam Kompetisi Jembatan NasionalIKASI (Ikatan Alumni Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani) memberikan dukungannya kepada Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani dalam upaya mereka untuk berpartisipasi dalam Kompetisi Jembatan Nasional (KJI)
- IKA Unjani menyalurkan Bantuan Bencana Alam Gempa di Kabupaten Bandung, bekerja sama dengan Paguyuban Pasar Induk Cikopo Purwakarta dan PERI Unjani (Persatuan Istri-Istri Unjani)Bandung, tim dari Bidang Penanggulangan Bencana IKA Unjani bekerja sama dengan Paguyuban Pasar Induk Cikopo Purwakarta dan PERI Unjani memberikan bantuan gempa
- Shuttle Bus Berbahan Bakar Sampah Inovasi Ramah Lingkungan di Kota JogjaSi Thole, sebuah shuttle bus yang dikelola oleh Forum Komunitas Kawasan Alun-Alun Utara (FKKAU) dan terjadi dengan Pemkot Jogja, kini tengah menjalani masa uji coba
- Tujuh Dosen UGM Masuk 2% Ilmuwan Terbaik Dunia 2024Universitas Stanford dan Elsevier merilis daftar 2% Ilmuwan Terbaik Dunia 2024, yang menampilkan tujuh dosen dari Universitas Gadjah Mada (UGM)
- Update Permendikbud Ristek Nomor 44 Tahun 2024 Peningkatan Profesi, Karir, dan Pendapatan DosenMenteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, telah menandatangani Permendikbud Ristek Nomor 44 Tahun 2024
- Merevolusi Pengelolaan Sampah dengan Solusi Berbasis AImemanfaatkan AI dan machine learning untuk mengoptimalkan pemilahan sampah
- Gili Pasir Lombok Timur lukisan alam yang sempurnaTersembunyi di pesisir tenggara Lombok, Nusa Tenggara Barat, terdapat sebuah pulau mistis yang mulai populer sejak ajang MotoGP 2021 di Mandalika. Gili Pasir, pulau sementara yang hanya muncul saat air surut
- Gempa Berkekuatan 4,5 Magnitudo Mengguncang Wilayah SukabumiRabu, 2 Oktober 2024, pukul 08.09 WIB, wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diguncang oleh gempa berkekuatan 4,5 magnitudo