Trem Baru di IKN Siap Ubah Lanskap Transportasi

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, melakukan uji coba trem otonom atau Autonomous Rail Transit (ART) di Ibu Kota Nusantara (IKN) bersama tim dari CRRC Cina. Uji coba ini merupakan langkah persiapan agar moda transportasi IKN ini dapat dioperasikan pada tanggal 17 Agustus 2024 dan dapat melayani dengan baik.

“Kami sedang uji coba terus,” kata Menhub dalam keterangannya, Senin, 12 Agustus 2024. “Saat ini sudah terdapat satu rangkaian trem otonom di IKN. Pada tahap awal, trem otonom tersebut akan berfungsi sebagai kendaraan pengumpan (feeder) bagi peserta upacara Hari Kemerdekaan RI.”

Image Property By Liputan 6

Menurut Budi Karya, trem otonom ini dapat berjalan dengan kecepatan 40 km/jam di Jalan Sumbu Kebangsaan Barat dan Jalan Sumbu Kebangsaan Timur. “Dengan menggunakan baterai yang disubstitusikan dengan marka jalan dan magnet, pengoperasian trem otonom ini tidak memerlukan hal-hal khusus yang harus ditambahkan,” ujarnya.

Diharapkan, penggunaan trem otonom ini dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan pemakaian energi, sehingga sejalan dengan konsep dan prinsip IKN sebagai kawasan kota cerdas, hijau, serta berkelanjutan. Seperti dikutip dari situs United Nations, “Transportasi berkelanjutan adalah kunci untuk mencapai pembangunan berkelanjutan”.

Budi Karya juga menjelaskan bahwa ART akan beroperasi di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dan akan menjadi feeder yang berkeliling di jalan Sumbu Barat dan Sumbu Timur. “Selain itu umum, bersama berbagai pihak yang bekerja sama, kami juga menyiapkan kendaraan listrik. Secara bertahap kami akan memastikan semua transportasi yang beroperasi di IKN ramah lingkungan,” ujarnya.

Dengan demikian, IKN akan menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dalam mengembangkan transportasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Seperti dikutip dari situs World Economic Forum, “Pada tahun 2050, 66% populasi dunia diperkirakan akan tinggal di wilayah perkotaan, dan kota perlu beradaptasi terhadap pertumbuhan ini dengan cara yang berkelanjutan” (Pada tahun 2050, 66% dari populasi dunia diharapkan tinggal di kawasan perkotaan, dan kota-kota harus beradaptasi dengan pertumbuhan ini secara berkelanjutan).



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

New Report

Close

Group What'Apps
Saluran Media Aluni Ika UNJANI
Lewat ke baris perkakas