Tanah Sakit, Ancaman bagi Kehidupan

Disadur dari Odesa ,Tanah sakit, seperti yang dijelaskan oleh United States Department of Agriculture (USDA), memiliki ciri-ciri seperti tanah coklat merah pucat yang mudah remuk saat kemarau dan mudah larut air saat hujan. Sebaliknya, tanah sehat adalah tanah hitam gembur yang tidak mudah pecah saat kemarau dan tidak mudah larut saat hujan.

Ciri-ciri Tanah Sehat

Tanah sehat dapat dideteksi dengan mudah. Saat kita pegang, kita akan merasakan kenyamanan. Jika terlalu panas atau terlalu dingin, berarti tidak sehat. Tanah yang tidak sehat tidak akan bagus untuk menumbuhkan tanaman.

Pengaruh Tanah Tidak Sehat

Tanah yang tidak sehat dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah. Pemerintah yang tidak peduli akan masalah ini dapat menyebabkan jutaan nyawa terancam kehidupannya. Pertanian dengan tata-kelola yang salah seperti ini tidak semestinya dibiarkan terus-menerus karena kerusakan pertanian selain memelaratkan para petani juga berdampak buruk bagi ekosistem.

Kasus di Kota Bandung dan Sekitarnya

Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi memiliki problem yang gawat soal lingkungan hidup. Di luar problem alih fungsi hutan sebagai hunian, ada pula alih fungsi hutan atau huma sebagai pertanian monokultur di mana petani hanya menanam jenis terbatas. Hal ini menyebabkan lahan menjadi sakit dan kekurangan air saat kemarau, serta banjir merajalela saat musim hujan.

Dampaknya

Dampak dari tanah sakit dan pertanian yang tidak seimbang adalah kekurangan air saat kemarau, banjir merajalela saat musim hujan, dan sanitasi yang tak sehat. Hal ini dapat memperburuk keadaan dan mengancam kehidupan masyarakat.

Sumber:

Observasi lapangan di Kota Bandung dan sekitarnya

United States Department of Agriculture (USDA)



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

New Report

Close

Lewat ke baris perkakas