AS akan memperketat regulasi e-commerce untuk melawan pengecer daring asal Tiongkok

Dalam upaya untuk mengatasi meningkatnya kekhawatiran akan praktik perdagangan yang tidak adil, Amerika Serikat akan memperkenalkan peraturan baru untuk mengekang masuknya barang-barang murah dari pengecer daring China seperti Shein dan Temu. Langkah ini bertujuan untuk mencegah penghindaran tarif atas barang-barang China dan menghentikan pengiriman produk yang mengandung fentanil ke negara tersebut.

Regulasi Baru untuk Menutup Celah Hukum

Menurut pejabat Gedung Putih, peraturan baru tersebut akan menargetkan aturan pengecualian “de minimis”, yang memungkinkan produk dengan nilai di bawah $800 untuk dikirim langsung ke konsumen tanpa bea atau pajak. Perubahan aturan yang diusulkan akan menghapus pengecualian ini untuk produk yang tercakup dalam Bagian 301 dan 201 dari Undang-Undang Perdagangan AS, serta Bagian 232 dari Undang-Undang Perluasan Perdagangan.

Dampak terhadap Impor Tekstil dan Pakaian Cina

Langkah ini diperkirakan akan berdampak signifikan pada impor tekstil dan pakaian jadi Tiongkok, yang mencakup sekitar 70% dari total impor yang terkena tarif Pasal 301. Dengan menghapus pengecualian “de minimis”, pemerintah AS bertujuan untuk mencegah pengecer daring Tiongkok memanfaatkan celah ini untuk menghindari pembayaran bea.

Peningkatan Langkah-Langkah Keamanan Konsumen

Daleep Singh, Wakil Penasihat Keamanan Nasional untuk Ekonomi Internasional, menyatakan bahwa pemerintah AS juga sedang mengembangkan aturan baru untuk pengumpulan informasi dan menerapkan langkah-langkah tambahan untuk memastikan produk impor memenuhi standar keselamatan konsumen.

Meningkatnya Pengiriman E-Commerce

Jumlah paket yang dikirim menggunakan pengecualian “de minimis” telah meroket hingga lebih dari 1 miliar paket tahun lalu, naik dari hanya 140 juta paket 10 tahun lalu. Lonjakan ini telah membuat otoritas yang bertanggung jawab untuk memeriksa paket guna mencari barang yang tidak aman atau ilegal kewalahan.

Sumber: Berbagai media berita, termasuk Reuters dan Bloomberg.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

New Report

Close

Lewat ke baris perkakas