Gangguan Sistem di Delta Airlines Berlanjut, CrowdStrike dan Microsoft Menolak Tanggung Jawab

Gangguan sistem yang dipicu oleh pembaruan perangkat lunak CrowdStrike bulan lalu masih berlanjut di Delta Airlines, salah satu maskapai penerbangan terbesar di Amerika Serikat. Meskipun gangguan tersebut telah mereda di maskapai lainnya, Delta masih menghadapi masalah besar, termasuk pembatalan sekitar 7.000 penerbangan selama lima hari.

Image property by · Reuters

“Gangguan operasional dengan durasi dan skala seperti ini tidak dapat diterima, dan pelanggan serta karyawan kami berhak mendapatkan yang lebih baik,” kata CEO Delta Ed Bastian dalam pengajuan SEC pada hari Kamis. Bastian menyalahkan CrowdStrike dan Microsoft karena gagal memberikan “layanan yang luar biasa.”

Namun, kedua perusahaan teknologi tersebut telah menolak klaim Delta bahwa mereka harus disalahkan atas gangguan penerbangan. “Kami tidak dapat dikaitkan dengan gangguan tersebut,” kata juru bicara CrowdStrike. “Kami telah melakukan segala upaya untuk membantu Delta dalam menyelesaikan masalah ini.”

Microsoft juga berjanji akan membela diri “dengan gigih,” dengan mengatakan bahwa tinjauan awalnya menunjukkan bahwa Delta, tidak seperti pesaingnya, tampaknya belum memodernisasi infrastruktur IT-nya. “Kami telah bekerja sama dengan Delta untuk membantu mereka memahami penyebab gangguan tersebut, namun kami tidak dapat disalahkan atas kesalahan mereka sendiri,” kata juru bicara Microsoft.

Sementara itu, Departemen Transportasi AS telah meluncurkan penyelidikan atas gangguan tersebut. “Kami sangat prihatin dengan gangguan yang dialami oleh Delta dan akan melakukan penyelidikan menyeluruh untuk menentukan penyebabnya,” kata juru bicara Departemen Transportasi.

Gangguan ini telah memicu saling menyalahkan antara Delta, CrowdStrike, dan Microsoft. Pada hari Minggu, CrowdStrike mengatakan akan menanggapi secara “agresif” untuk melindungi pemegang saham, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya jika Delta mengajukan gugatan.

Sumber

Sumber: [1] Reuters, [2] CNN, [3] Bloomberg



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

New Report

Close

Lewat ke baris perkakas