Keraguan Tesla untuk Berinvestasi di Indonesia

Upaya Indonesia untuk menarik Tesla, raksasa kendaraan listrik (EV) Amerika, untuk berinvestasi di negara ini menemui kekecewaan. Menurut Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani, keengganan Tesla untuk berinvestasi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh ketergantungan negara tersebut pada bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama.

Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa Tesla, sebagai produsen mobil listrik, mengutamakan energi bersih dan ragu untuk berinvestasi di Indonesia karena penggunaan bahan bakar fosil yang dominan di negara tersebut, seperti batu bara, yang bertentangan dengan visi mereka. Ia mencontohkan Vietnam, di mana kawasan industri telah beralih ke sumber energi bersih, seperti tenaga air, tenaga surya, dan tenaga angin, yang mencakup 62% kebutuhan energi mereka.

Indonesia telah merayu Tesla sejak 2020, tetapi investasi tersebut belum terealisasi. Pada 2021, rumor tentang investasi Tesla di Indonesia dibantah, dan perusahaan tersebut memilih untuk berinvestasi di India. Meskipun ada tanda-tanda kesepakatan potensial pada 2022, pada akhirnya kesepakatan itu tidak membuahkan hasil.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkom Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kekesalannya atas minimnya komitmen Tesla. Ia menyatakan pihaknya sudah dua tahun berkomunikasi dengan Indonesia tanpa melakukan investasi konkrit.

Kendati mengalami kemunduran, Luhut tetap optimistis Tesla akhirnya akan berinvestasi di Indonesia. Namun, pada 2024, Starlink, penyedia layanan internet berbasis satelit, berhasil masuk ke pasar Indonesia dengan investasi yang relatif kecil, yakni miliaran rupiah dan beberapa karyawan.

Artikel ini menyoroti tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menarik investasi asing, khususnya di sektor energi bersih. Ketergantungan negara pada bahan bakar fosil merupakan hambatan signifikan untuk menarik perusahaan seperti Tesla, yang mengutamakan praktik ramah lingkungan.

Sumber: 

Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

New Report

Close

Lewat ke baris perkakas