Gubernur Jabar Tekankan Pentingnya Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Gempa Megathrust Selat Sunda yang Potensial

Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, mengeluarkan surat edaran kepada 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat (Jabar) untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap gempa bumi Megathrust Selat Sunda. Surat edaran tersebut, bernomor 128/PB.01.03/BPBD, diterbitkan awal September dan berisi instruksi untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan gempa bumi Megathrust Selat Sunda.

Menurut Bey, surat edaran tersebut menanggapi informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang kesiapsiagaan beberapa wilayah di zona Megathrust yang berpotensi terjadi gempa bumi dan tsunami. Bey juga mengonfirmasi surat deputi bidang pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tentang langkah-langkah kesiapsiagaan gempa bumi Megathrust.

Bey menjelaskan bahwa hasil kajian para ahli zona Megathrust Selat Sunda merupakan potensi bukan prediksi, sehingga kapan waktu terjadi gempa bumi tidak ada yang tahu. Hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi secara akurat dan tepat serta kapan akan terjadi.

Oleh karena itu, Bey mengatakan bahwa diperlukan kesiapsiagaan yang terus menerus baik mitigasi struktural maupun non-struktural dengan membangun bangunan aman gempa. Selain itu, perlu merencanakan tata ruang pantai aman dari tsunami serta membangun kapasitas masyarakat dalam aksi dini untuk selamat jika gempa bumi dan tsunami terjadi.

Bey juga mengintruksikan seluruh instansi di wilayah dan masyarakat untuk meningkatkan mitigasi non-struktural sehingga lebih siap dan antisipasif terhadap kemungkinan terjadinya bencana akibat seismic gap di wilayah zona Megathrust Pantai Selatan Jawa Barat.

Dalam surat edaran tersebut, Bey juga menjelaskan tentang pentingnya meningkatkan mitigasi struktural mulai dari menyediakan papan informasi, rambu bahaya tanda mengosongkan, tempat sementara dan mengosongkan akhir. Serta membangun sistem peringatan dini seperti kentongan, speaker masjid, alarm dan lainnya berbasis kearifan masyarakat lokal.

Bey juga pentingnya pengecekan kembali alat peringatan dini dan saudari komunikasi kebencanaan, memastikan tempat memeriksa dan ketersediaan papan informasi, rambu rambu dan jalur evakuasi. “Edukasi, sosialisasi dan literasi kepada masyarakat serta melakukan simulasi penyelamatan diri saat terjadi gempa bumi dan tsunami sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap risiko gempa bumi dan tsunami,” papar Bey.

Sumber:

  • Surat Edaran Pj Gubernur Jawa Barat nomor 128/PB.01.03/BPBD
  • Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG
  • Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

New Report

Close

Lewat ke baris perkakas