TikTok Muncul sebagai Mesin Pencari Baru

Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan signifikan dalam cara generasi Z mencari informasi. Kata kerja “Google” yang telah menjadi sinonim dengan mencari sesuatu di internet, kini mulai tergeser oleh platform media sosial TikTok. Fenomena ini menarik perhatian karena TikTok, yang awalnya dikenal sebagai platform berbagi video pendek, kini menjadi mesin pencari baru bagi generasi Z.

Asal Mula Kata “Google”

Kata kerja “Google” pertama kali muncul dalam budaya pop pada tahun 2002, selama musim terakhir Buffy the Vampire Slayer. Dalam salah satu episode, Xander, seorang pria konyol berusia 21 tahun, salah mengartikan saran penelitian dari pakar teknologi Willow (“Sudahkah kamu mencarinya di Google?”) sebagai sindiran terhadap Buffy sang pembunuh. Sejak itu, kata “Google” menjadi sinonim dengan mencari sesuatu di internet.

TikTok sebagai Mesin Pencari Baru

Namun, dengan munculnya TikTok, generasi Z mulai meninggalkan kebiasaan “Googling” dan beralih ke platform media sosial ini untuk mencari informasi. TikTok, dengan fitur-fitur seperti hashtag dan filter, memungkinkan pengguna untuk mencari dan menemukan konten yang relevan dengan cepat dan mudah. Selain itu, TikTok juga memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan konten yang mereka temukan, menjadikannya lebih interaktif dan menyenangkan.

Dampak dari Perubahan

Perubahan ini memiliki dampak yang signifikan pada cara kita mencari dan mengonsumsi informasi. Dengan TikTok sebagai mesin pencari baru, generasi Z lebih cenderung mencari informasi yang lebih visual dan interaktif. Hal ini dapat mempengaruhi cara kita memahami dan memproses informasi, serta bagaimana kita berinteraksi dengan konten online.

Kelebihan dan Kekurangan

TikTok sebagai mesin pencari baru memiliki beberapa kelebihan, seperti kemampuan untuk mencari dan menemukan konten yang relevan dengan cepat dan mudah, serta kemampuan untuk berinteraksi dengan konten yang ditemukan. Namun hal ini juga memiliki beberapa kekurangan, seperti keterbatasan dalam mencari informasi yang lebih spesifik dan mendalam, serta ketergantungan pada algoritma yang dapat mempengaruhi hasil pencarian.

Implikasinya pada Pendidikan dan Bisnis

Perubahan ini juga berdampak pada pendidikan dan bisnis. Dalam pendidikan, guru dan pengajar harus menyesuaikan cara mereka mengajar dan menyajikan materi untuk memenuhi kebutuhan generasi Z yang lebih visual dan interaktif. Dalam bisnis, perusahaan harus menyesuaikan strategi pemasaran dan komunikasi mereka untuk memenuhi kebutuhan generasi Z yang cenderung mencari informasi di TikTok.

Sumber:

  • “Dampak TikTok pada Pendidikan” oleh EdTech Review
  • “Bagaimana TikTok Mengubah Cara Kita Mengonsumsi Informasi” oleh Harvard Business Review



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

New Report

Close

Lewat ke baris perkakas