Kemenkominfo Tekankan Larangan Temu Platform E-commerce China, di Indonesia

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menegaskan akan menghentikan platform perdagangan online atau e-commerce asal China, Temu, agar tidak masuk ke Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa platform Temu berbahaya untuk pasar Indonesia. “Temu itu bahaya, makanya kita pantau, nggak boleh masuk ke Indonesia,” kata Budi saat ditemui di Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (4/9/2024).

Menurut Budi, platform Temu banyak merugikan bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Tanah Air. Untuk itu, dia bersikeras tidak akan memberi ruang Temu masuk ke Indonesia. “Kita lihat dong, ada yang dirugikan nggak? Menurut saya, banyak yang dirugikan [oleh Temu]. UMKM kita dirugikan,” ujarnya.

Budi menjelaskan bahwa langkah ini dilakukan untuk membentuk dan membangun ekosistem digital di Indonesia yang sehat agar memiliki bisnis yang berkelanjutan (sustain), sehingga menguntungkan semua pihak, termasuk bagi masyarakat.

Temu, yang didirikan oleh mantan insinyur Google, Colin Huang, telah mencoba untuk masuk ke Indonesia sebanyak tiga kali sejak 2022. Namun, upaya tersebut gagal karena merek Temu sudah ada yang menggunakan di Indonesia. Saat ini, Temu telah berhasil berekspansi dan masuk ke 48 negara, termasuk Malaysia dan Thailand.

Menurut laporan Southeast Asia eCommerce Outlook 2024 yang dirilis TMO Group, Temu pertama kali memasuki Asia Tenggara melalui Filipina pada 26 Agustus 2023. Kemudian, Temu berekspansi ke Malaysia pada 8 September 2023. Di China sendiri, platform e-commerce Pinduoduo telah melampaui para pesaingnya yang dioperasikan oleh Alibaba Group Holding dan JD.com.

Pada Desember 2023, Temu telah diluncurkan di 48 negara di seluruh dunia, dengan sekitar 120 juta pengguna menelusuri produk di Temu dan rata-rata 1,6 juta paket dikirimkan setiap hari. Pencapaian utama Temu terjadi di Amerika Serikat (AS), di mana sekitar 9% orang Amerika berbelanja di Temu dalam satu tahun terakhir. Temu secara konsisten menempati peringkat pertama dari sisi unduhan (download) di Apple App Store dan Google Play.

Menurut LatePost, Temu telah menetapkan target GMV sebesar US$30 miliar untuk setahun penuh pada tahun 2024, lebih dari dua kali lipat angka tahun ini. Bahkan dari segi pendatang baru di pasar Asia Tenggara, Temu diyakini akan memimpin pasar.

Sumber :

Southeast Asia eCommerce Outlook 2024 by TMO Group

scmp.com

thediplomat.com



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

New Report

Close

Lewat ke baris perkakas